Mengintip Program Pengawasan Lingkungan yang Dilakukan DLH Provinsi Bali

Penyerahan bibit pohon oleh DLH Provinsi Bali sebagai bagian dari program pelestarian lingkungan di area hijau

Menjaga kelestarian lingkungan di tengah pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata menjadi tantangan tersendiri bagi Bali.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, DLH Bali mengambil langkah strategis dengan mengedepankan pengawasan lingkungan terpadu dan mendorong peran aktif warga.

Mulai dari perencanaan jangka panjang hingga aksi konkret di lapangan, semua dilakukan demi memastikan lingkungan Bali tetap lestari dan berkelanjutan.

Informasi lebih lanjut mengenai kebijakan dan programnya dapat ditemukan melalui situs resmi https://dlhbali.id/, yang menjadi sumber utama berbagai kegiatan lingkungan di provinsi ini.

Kerangka Strategis: RPPLH & Isu Strategis Lingkungan

Langkah awal yang dilakukan DLH Bali dalam pengawasan lingkungan adalah menyusun dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH).

Dokumen ini menjadi pedoman utama dalam mengidentifikasi kondisi aktual dan proyeksi masa depan lingkungan di Bali.

Isu strategis yang menjadi perhatian meliputi daya dukung lingkungan, perubahan iklim, kerusakan lahan, hingga degradasi kualitas air dan udara.

RPPLH Bali juga menjadi dasar pengambilan kebijakan lintas sektor.

Dengan kata lain, pengawasan yang dilakukan tidak hanya terbatas pada aktivitas DLH, tetapi juga melibatkan koordinasi dengan instansi lain seperti dinas pariwisata, pekerjaan umum, hingga pendidikan.

Pengawasan Perizinan dan Penegakan Hukum

DLH Provinsi Bali aktif melakukan pengawasan terhadap izin lingkungan dan dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang diajukan oleh pelaku usaha.

Proses ini tidak hanya formalitas, tapi menjadi mekanisme awal untuk mencegah terjadinya pencemaran.

Jika ditemukan pelanggaran, DLH tidak segan menjatuhkan sanksi administratif hingga rekomendasi penghentian operasional sementara.

Penegakan hukum ini menunjukkan bahwa Bali serius dalam menjaga kualitas lingkungannya, sekaligus memberi efek jera bagi pelaku usaha yang tidak mematuhi regulasi.

Pengelolaan Sampah dan Energi Alternatif

Sampah masih menjadi persoalan klasik di Bali.

DLH Provinsi Bali mendorong penguatan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di berbagai wilayah.

Edukasi masyarakat mengenai pemilahan sampah dari sumber juga terus digencarkan.

Menariknya, DLH Bali juga mendukung pemanfaatan teknologi biodigester untuk mengolah limbah organik menjadi gas metana sebagai sumber energi alternatif.

Teknologi ini tidak hanya mengurangi beban TPA (Tempat Pembuangan Akhir), tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

Penilaian Kinerja Lingkungan (PROPER)

Salah satu bentuk pengawasan lingkungan yang lebih teknis adalah melalui program PROPER, yaitu penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.

DLH Bali menjalin kerja sama dengan KLHK untuk melakukan evaluasi lingkungan secara berkala.

Lewat program PROPER, perusahaan yang dinilai taat terhadap standar lingkungan akan diberikan penghargaan, sedangkan yang tidak memenuhi ketentuan akan dikenai evaluasi mendalam.

Program ini menciptakan iklim kompetisi positif di kalangan industri untuk berlomba-lomba menjaga lingkungan.

Kampung Iklim dan Edukasi Publik

Selain pengawasan teknis, DLH Bali juga mendorong pendekatan berbasis masyarakat melalui program Kampung Iklim.

Program ini menitikberatkan pada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal.

Masyarakat didorong mengelola kebun pangan, menggunakan energi terbarukan, serta melakukan penghijauan lingkungan sekitar.

Kegiatan edukasi publik lainnya dilakukan lewat pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga, kampanye bebas plastik sekali pakai, hingga lomba lingkungan di sekolah.

Berbagai inisiatif ini berfokus pada pembentukan kesadaran kolektif bahwa perlindungan lingkungan hidup merupakan kewajiban setiap elemen masyarakat.

Kolaborasi dan Sinergi Multi Pihak

Kesadaran bahwa pengawasan lingkungan memerlukan kerja sama menjadi landasan bagi DLH Bali dalam membangun sinergi lintas sektor.

Oleh karena itu, berbagai kemitraan strategis dijalin—mulai dari akademisi, komunitas, swasta, hingga lembaga internasional.

Contoh nyatanya bisa dilihat dari program pemantauan kualitas udara yang menggunakan sensor partisipatif, di mana universitas dan komunitas anak muda turut terlibat.

Sinergi ini memperkuat ekosistem pengawasan dan menjadikan isu lingkungan sebagai agenda bersama.

Dengan demikian, kebijakan yang diterapkan DLH tidak hanya top-down, tetapi juga tumbuh dari kebutuhan dan aspirasi lokal.

Kesimpulan

Langkah-langkah strategis DLH Provinsi Bali dalam mengawasi dan melindungi lingkungan menunjukkan komitmen nyata terhadap masa depan Bali yang berkelanjutan.

Mulai dari kebijakan perencanaan, pengawasan izin, edukasi publik, hingga kolaborasi lintas sektor—semua dirancang untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian.

Informasi lengkap mengenai berbagai inisiatif tersebut dapat ditelusuri melalui laman https://dlhbali.id/, yang secara rutin memperbarui aktivitas dan program-program hijau di Bali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *